Sunday 11 March 2012

Ucapan Anas Siap Digantung Bisa Jadi Bumerang

"Kalau terbukti korupsi, publik bisa menagih janji Anas untuk digantung di Monas."

Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengeluarkan bantahan keras atas tudingan keterlibatannya dalam kasus suap Wisma Atlet dan korupsi Hambalang, Jumat 9 Maret 2012. Ia mengatakan siap digantung di Monas apabila terbukti korupsi.

Namun peneliti Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi berpendapat, pernyataan Anas itu bisa menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. “Karena jika KPK bisa membuktikan ia terlibat, artinya memang ada dugaan Anas melakukan pelanggaran,” kata Burhanuddin di Kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 11 Maret 2012.


Pernyataan Anas, menurut Burhanuddin, adalah pedang bermata dua, di mana di satu sisi memberi penguatan di mata publik jika dirinya tidak bersalah, tapi di sisi lainnya jika pengadilan membuktikan Anas bersalah, “maka publik bisa menagih janji Anas untuk digantung di Monas,” tegas Burhanuddin.

Burhanuddin juga berpendapat, di balik pernyataan keras Anas tersebut ada pesan politik yang ingin ia sampaikan secara tersirat kepada pihak-pihak tertentu, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, publik, dan aparat penegak hukum, utamanya KPK.

Anas, menurut Burhanuddin, ingin menyampaikan pada SBY dan elite internal Partai Demokrat bahwa sejauh ini dia tidak merasa bersalah, sehingga kalau ada tindakan dari internal Partai Demokrat yang mencoba mencopot dirinya dari jabatannya selaku Ketua Umum Demokrat, maka dia akan mencoba mempertahankannya.

“Jadi pesan politik ini kuat disampaikan Anas ke internal Partai Demokrat yang selama ini alih-alih membantunya, malah turut juga memanas-memanasi situasi yang kemudian membuat dirinya jengah dan kesal,” ujar Burhanuddin.

Soal dirinya yang tidak bersalah, lanjut Burhanuddin, juga ingin ditegaskan Anas kepada KPK dan publik. “Ini tentu pesan pada publik secara luas. Dia memakai kata-kata yang gamblang dan merakyat supaya publik tahu dirinya tidak merasa bersalah,” ucap Burhanuddin.

Ia berpendapat pernyataan semacam itu di luar kebiasaan Anas yang selama ini dikenal dengan sosok kalemnya. Burhanuddin mengatakan pesan Anas itu harus dibaca dalam konteks seseorang yang sedang tersudut dari berbagai arah.

“Selama ini Anas relatif terkontrol dan terkendali dalam hal apa yang ia sampaikan ke publik. Tapi secara manusiawi, Anas dalam 9 bulan terakhir ini merasa dibombardir, baik di internal partai maupun oleh pemberitaan media. Yang kedua ini memang momen-momen krusial buat dia,” ujar Burhanuddin.

Bombardir terhadap Anas 9 bulan terakhir ini, lanjut Burhanuddin, juga berdampak kuat terhadap penuruanan elektabilitas Partai Demokrat, sehingga membuat konsolidasi internal untuk menggusur Anas juga menguat di partai pemenang Pemilu 2009 itu.
Baca juga bantahan Anas dalam kasus suap Wisma Atlet sebelum ini dalam wawancara lengkap di sini.


Artikel Terkait Tentang :

No comments:

Post a Comment