Perkembangan teknologi akan lebih memperpanjang harapan hidup manusia. Di masa depan, manusia mungkin bisa memperbaharui fungsi dalam tubuh yang menua untuk diperbaiki, dan membuat masa hidup manusia makin lama.
Melansir Guardian, Senin 8 September 2014, sejarawan Israel, Yuval Noah Harari, merupakan ilmuwan yang meyakini manusia nantinya akan bisa memperbaharui bagian tubuhnya dengan dukungan teknologi. Pembaharuan tubuh manusia makin nyata.
Ia membandingkan perkembangan teknologi akan memunculkan obat, bukan untuk membawa orang pada tingkat kesehatan tertentu. Jika pada abad ke-20, obat merupakan tujuan egaliter yang menyasar ke semua orang, tapi pada abad berikutnya berbeda. Pembaruan canggih di masa depan butuh biaya banyak.
"Tapi, pada abad ke-21 akan melampaui itu dan membantu orang hidup lebih lama, memiliki memori kuat, memiliki kontrol yang lebih baik dari emosi mereka. Pembaharuan itu bukan proyek egaliter, ini proyek elitis," jelasnya.Melansir Guardian, Senin 8 September 2014, sejarawan Israel, Yuval Noah Harari, merupakan ilmuwan yang meyakini manusia nantinya akan bisa memperbaharui bagian tubuhnya dengan dukungan teknologi. Pembaharuan tubuh manusia makin nyata.
Ia membandingkan perkembangan teknologi akan memunculkan obat, bukan untuk membawa orang pada tingkat kesehatan tertentu. Jika pada abad ke-20, obat merupakan tujuan egaliter yang menyasar ke semua orang, tapi pada abad berikutnya berbeda. Pembaruan canggih di masa depan butuh biaya banyak.
Harari berpendapat prospek pembaharuan tubuh manusia bakal tersedia secara luas di masa depan. Sebab, riset perangkat implan yang disebut antarmuka otak komputer (BCI) tengah diujicoba membantu penyandang cacat menggerakkan anggota tubuh yang mati atau dengan anggota tubuh palsu robotik.
Selain itu, juga tengah dikembangkan perangkat canggih yang menghubungkan otak manusia secara langsung ke internet, memberi penyimpanan memori yang lebih besar.
Perkembangan rekayasa genetik juga menjanjikan di masa depan. Melalui prosedur editing genom baru, yang disebut CRISPR, ilmuwan dapat mengubah dengan cepat genom manusia, untuk memperbaiki sel-sel yang menyebabkan katarak atau penyakit bawaan lain.
Sementara itu, George Church, pakar genetika Universitas Harvard menunjukkan perkembangan radikal lain yang membantu revolusi manusia di masa depan.
Church mengaku telah mengembangkan alat yang dapat merebut kode genetik dan meninggalkan alat secara fungsional untuk menyerang virus. Tujuannya yaitu merancang sebuah bakteri yang tahan terhadap infeksi virus.
Hanya untuk Kaum Kaya
Dengan demikian proyek pembaharuan pada tubuh manusia di masa depan, kata Harari, hanya bisa diakses oleh kalangan kaum berpunya. Sebab, menurutnya proyek memperpanjang usia dengan skenario pembaharuan tubuh membutuhkan kocek yang sangat besar.
Harari mencontohkan, untuk implan koklea, yang menanamkan kawat langsung ke sistem saraf pendengaran, untuk mengatasi problem orang tuli, setidaknya butuh £40.000 sekitar Rp761 juta.
Harari menegaskan kaum berpunya akan selalu memiliki akses pertama pada fasilitas pembaharuan terbaru. Kaum kaya ini menurutnya akan rela merogoh kocek demi kelangsungan hidup mereka.
"Ketika ingin memperbaharui, pada dasarnya Anda ingin menjadi lebih baik daripada yang lain. Jadi tidak peduli berapa banyak biaya yang dikeluarkan, akan selalu ada pengobatan berikutnya yang hanya tersedia untuk orang kaya," tegas Harari.
Dengan demikian proyek pembaharuan pada tubuh manusia di masa depan, kata Harari, hanya bisa diakses oleh kalangan kaum berpunya. Sebab, menurutnya proyek memperpanjang usia dengan skenario pembaharuan tubuh membutuhkan kocek yang sangat besar.
Harari mencontohkan, untuk implan koklea, yang menanamkan kawat langsung ke sistem saraf pendengaran, untuk mengatasi problem orang tuli, setidaknya butuh £40.000 sekitar Rp761 juta.
Harari menegaskan kaum berpunya akan selalu memiliki akses pertama pada fasilitas pembaharuan terbaru. Kaum kaya ini menurutnya akan rela merogoh kocek demi kelangsungan hidup mereka.
"Ketika ingin memperbaharui, pada dasarnya Anda ingin menjadi lebih baik daripada yang lain. Jadi tidak peduli berapa banyak biaya yang dikeluarkan, akan selalu ada pengobatan berikutnya yang hanya tersedia untuk orang kaya," tegas Harari.
No comments:
Post a Comment