Wednesday, 10 August 2011

Korban Penembakan Tersangka


Polda Sumbar berjanji mengusut tuntas oknum polisi yang menembak Hendra, 40, warga Jorong Tuo, Nagari Bonjol, Kecamatan Kotobesar, Kabupaten Dharmasraya, Minggu (7/8). Polisi pun telah menetapkan Hendra sebagai tersangka, karena diduga kuat menjadi penadah kendaraan bermotor hasil curian.

Kabid Humas Polda Sumbar AKBP Kawedar dan Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Aziz kepada Padang Ekspres secara terpisah kemarin (9/8), menegaskan, pihaknya tidak tebang pilih dalam kasus ini. “Anggota (Polres Dharmasraya, red) yang melakukan penembakan tetap diperiksa, begitu pula Hendra juga kami usut kasusnya karena terbukti telah membeli sepeda motor curian.
Dalam kasus ini, Polres Dharmasraya juga telah mengamankan tiga tersangka lainnya,” ujar Kabid Humas Polda Sumbar AKBP Kawedar, kemarin (9/8).

Kasus penembakan ini, kata Kawedar, berawal ketika Hendra, 40, warga Jorong tuo, Nagari Bonjol, Kecamatan Kotobesar, Kabupaten Dharmasraya itu, melawan saat dimintai keterangan oleh oknum polisi, karena menjadi penadah atas kasus curanmor.

Ketika hendak ditangkap, jelas Kawedar, Hendra melawan salah seorang petugas, yaitu Briptu Niko sehingga Niko mengalami luka di bagian tangah, kaki dan keningnya. “Kini Briptu Niko masih dirawat di RSUD Sungaidareh,” jelas Kawedar.

Namun, pernyataan Kawedar itu berbeda dengan keterangan Chairul Aziz yang justru menyebutkan anggotanya yang melakukan penembakan sejak dua hari lalu, telah ditahan di Polda Sumbar.

“Hendra tetap kita proses sesuai hukum yang berlaku atas statusnya sebagai penadah kendaraan bermotor curian, begitupun dengan anggota saya yang melakukan penembakan juga diproses. Bahkan, anggota saya itu sejak dua hari lalu sudah ditahan di Polda Sumbar. Dan, saya berharap masyarakat untuk sama-sama menghormati proses hukum.

Jika dalam penyidikan anggota saya bersalah, maka proses hukum akan tetap berlangsung,” tegas Chairul Aziz kepada Padang Ekspres, kemarin.

Dijelaskan Chairul, Hendra alias Nera merupakan penadah sepeda motor. Hal tersebut diketahui setelah penyidik Polres melakukan pengembangan kasus dari tiga tersangka SJ, MS dan BS, pelaku curanmor yang telah terlebih dahulu ditangkap dan ditahan di Mapolres Dharmasraya.

“Pada Minggu dini hari (pekan lalu) itu, kita berencana mengamankan empat tersangka; SJ, MS, BS dan Nera. Nah, dari empat orang itu, tiga berhasil diamankan tanpa perlawanan. Namun pada saat mengamankan Nera, yang bersangkutan berusaha kabur dan melawan,” kata Kapolres.

Menurut Chairul, indikasi Hendra sebagai penadah motor curian dari “nyanyian” SJ. “Waktu di-BAP, SJ membeli motor curian dari orang bernama RD. Selanjutnya sepeda motor itu dijual atau dibeli Nera seharga di bawah Rp 3 juta. Setelah itu, transaksi berlanjut kedua kalinya, SJ kembali menjual motor kepada Nera,” beber Kapolres.

Pada Minggu malam pekan lalu, kata Chairul, saat polisi datang dan minta menunjukkan di mana motor yang dibeli dari SJ disembunyikan, Hendra malah berusaha kabur setelah sempat memukul anggota polisi Brigadir Niko Oktora dan banpol Romi.

“Terkena pukulan, Niko terjatuh hingga berujung pada tertembaknya Nera,” jelas Chairul Aziz. “Tapi, kami tidak tinggal diam dengan musibah tersebut, seluruh biaya kita tanggung dan kita juga sudah menyumbangkan delapan kantong darah dari anggota dan saya sendiri untuk membantu korban. Namun penegakan hukum harus tetap berjalan,” ungkapnya.

Soal tuntutan warga, Chairul mengatakan, tidak ada masalah. Menyangkut seluruh biaya Nera akan jadi tanggung jawab Polres dan proses hukum terus berlanjut. “Namun untuk tuntutan ketiga, yakni memutasikan seluruh jajaran Polsek Sungairumbai ke luar Dharmasraya, bukan kewenangan saya, tapi kewenangan Polda,” tegas Chairul.

Bantah Beli Motor Curian
Sedangkan Hendra, yang dirawat di RSUP M Djamil Padang karena luka tembak di paha sebelah kanan dan punggung sebelah kiri, pada Senin (8/8), membantah membeli sepeda motor curian. Sepeda motor yang dipakainya dibeli dari show room. “Untuk kreditnya, baru lunas dua tahun ini,” katanya.

Penembakan oleh polisi itu, sebut Hendra, dilakukan ketika dia ingin lari. Sebab, saat istrinya mengambil surat-surat kendaraan untuk membuktikan bahwa motor dia dibeli resmi dari show room, seorang oknum polisi mengatakan “tembak saja wan”.

“Mendengar itu, saya langsung lari. Sekitar 20 meter saya lari, polisi itu langsung menembak saya dua kali dari belakang. Punggung saya ditembus peluru dari pistol polisi itu,” katanya sembari menahan sakit.

Setelah ditembak, lanjut bapak satu anak ini, polisi juga menyeret dan menginjak-injaknya. “Kepala saya juga ditendang oleh polisi itu,” bebernya.

Sedangkan istri korban, Ita, 38, mulai mengeluhkan biaya hidup. “Untuk biaya pengobatan suami saya memang ditanggung pihak kepolisian. Bahkan mereka berjanji mengobati hingga suami saya sembuh. Namun, yang saya pikirkan biaya hidup saya, siapa yang menanggungnya,” kata Ita, sembari mengusap air matanya.SUMBER : http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=10264


Artikel Terkait Tentang :

No comments:

Post a Comment