Tuesday, 26 July 2011

Asing Diam-diam Dukung Sri Mulyani


Sejumlah purnawirawan TNI AD mengaku dihubungi pihak asing untuk mendukung Sri Mulyani maju dalam pemilihan presiden 2014. Pihak asing itu disebutkan dari sebuah kedutaan besar. Dukungan Barat bagi Sri Mulyani memang terasa menguat karena kuatnya lobi mantan menteri keuangan itu di dunia internasional.
Pernyataan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal keberadaan kelompok kepentingan di Indonesia, merupakan serangan atas kelompok tertentu yang dianggapnya memanipulasi kebijakan pemerintah dan tidak melayani rakyat maupun AS/Barat. Namun pernyataannya itu terus menjadi kontroversi.
Bahkan Sri Mulyani dinilai menjadi bagian dari kelompok kepentingan tersebut. Sri Mulyani beserta ekonom Neoliberalisme pro Barat dituding sebagai bagian dari kelompok kepentingan yang mempengaruhi pemerintah.
Sri Mulyani dan kubu Neoliberalismenya juga bagian dari kelompok kepentingan itu sendiri. Kelompok kepentingan ada di semua negara, untuk memperjuangkan kepentingan kelompoknya menggunakan berbagai cara.
Hampir tak bisa dipungkiri, keberadaan kelompok kepentingan di sebuah negara adalah konsekuensi demokrasi. Yang jadi pertanyaan Sri Mulyani ini mewakili kelompok kepentingan yang mana? Itu harus dijawab oleh Sri Mulyani sendiri.
Yang jelas Sri Mulyani amat dekat dengan AS/Barat, IMF dan Bank Dunia. Maka, sangat mungkin AS/Barat mendukung pencalonan Srikandi Bank Century itu dalam pilpres 2014.
"Kira-kira 2 atau 3 tiga minggu yang lalu beberapa perwira TNI AD diprovokasi untuk mencalonkan Sri Mulyani oleh salah satu orang asing dari kedutaan," kata Ketua Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD), Letjen Purn Soerjadi kepada pers di Jakarta, Selasa (19/7/2011).
Soerjadi menjelaskan ada juga permintaan dari mereka untuk memasangkan mantan Menkeu itu dengan pensiunan tentara. "Lalu ada embel-embelnya mesti didampingi oleh tentara, intinya ya kalau dari kandang macan jangan masuk kandang buaya lagilah," ujar mantan wakil KSAD tahun 90-an ini.
Atas permintaan ini, PPAD selalu mendiskusikan masalah kepemimpinan di Indonesia. Tapi mereka pun masih mencari figur ideal untuk posisi Capres dan Cawapres. "Kita yang diorganisasi tidak berambisi untuk kekuasaan. Tapi kalau 2014 saya pikir tidak terlalu susah untuk mencari presiden, tapi yang susah mencari penyelamat," ujar Suryadi.
Apapun hasil akhirnya, peluang Sri Mulyani meraih dukungan asing dalam pilpres mendatang, sudah kelihatan. Namun jalan bagi Sri Mulyani masih berduri, berliku dan panjang.


Artikel Terkait Tentang :

No comments:

Post a Comment