Thursday 8 November 2012

PREMIUM LANGKA AKIBAT DEMO DI DEPOT PERTAMINA TELUK KABUNG PADANG


Unjuk rasa ratusan orang di Depot Pertamina Teluk Kabung, Padang menyebabkan stok BBM di hampir semua SPBU Sumbar menipis bahkan habis. Antrean mengular dan menimbulkan kegelisahan.
ANTRE BBM
Demo sudah berlangsung sejak Selasa. Pada Rabu kembali terjadi sekitar 6 jam. Bahkan nyaris terjadi bentrok, untung Kapolresta Kombes M Seno Putro dan jajarannya sigap bertindak. Apalagi di sana juga ada Shabara dari Polda juga aparat TNI dari Kodim Padang.
Pertemuan antara pihak berkompeten dan perwakilan pengunjukrasa tidak menemukan kata sepakat. Sore, diadakan mediasi di Masjid Jami’ Bungus. Didapat kata sepakat: pekerja lepas dilarang masuk area Pertamina yang merupakan instalasi vital. Mereka kemudian digaji Rp50 ribu/hari dengan imbalan mencuci mobil tanki. Bagi yang tak mau akan dikasih modal usaha.
Warga sekitar diprioritaskan untuk dipekerjakan. “Sebanyak 15 orang kita butuh sopir baru,” kata GM Pertamina Regional I Sumbagut Gandhi Sriwidodo di Teluk Kabung.
Stok menipis

Tadi malam 200 truk berwarna merah putih dikabarkan mulai bergerak. Semua truk itu, selama dua hari tak bisa bergerak. Inilah yang menyebabkan BBM langka di mana-mana.
Sepanjang Rabu (7/11) di Padang, SPBU banyak yang kosong. Di Lubuk Sikaping stok menipis, antrean terlihat mengular. Pada beberapa SPBU habis sama-sekali. Begitu juga di Payakumbuh. Namun di Dharmasraya, stok aman.
Demonstrasi di Bungus Teluk Kabung, benar-benar mengganggu pasokan BBM di sejumlah SPBU di Padang. Meski Pertamina telah menyuplai dari Pekanbaru, tapi jarak yang jauh menyebabkan kekosongan BBM untuk beberapa saat.
Berdasarkan pantauan Singgalang Rabu (8/11), aktivitas pengisian BBM terlihat lenggang dibanding biasa. Itu disebabkan SPBU tidak mendapat suplai BBM dari depot Pertamina Bungus Teluk Kabung.
“Ini gara-gara demo, minyak (BBM-red) sudah tidak masuk dari Bungus. Kami jadinya yang susah, konsumen banyak yang mengeluh,” sebut Pengawas Operasional SPBU Sawahan, Basri.
Asistant Relation Pertamina Sumbagut, Fitri Erika melalui siaran persnya, menerangkan untuk menghindari terhentinya mobilitas warga akibat terhentinya suplai BBM kepada 101 SPBU di Sumbar, pihaknya mengeluarkan kebijakan menyuplai BBM dari Riau. Kebijakan itu akan berlangsung sampai terminal BBM Teluk Kabung kembali normal.
Sebelumnya, Pertamina menerapkan layanan BBM ke konsumen dengan memakai sistem distribusi yang baru. Setiap sopir truk tangki harus memenuhi standarisasi. “Sistem baru inilah yang menjadi pemicu demo,” sebut Erika.
Antre mengular
Antre mengular di mana-mana. Seperti halnya di SPBU Lubuk Sikaping, tidak terlihat petugas. Yang ada tulisan, “Bensin Habis.” Di SPBU Sawah Panjang, antrean kenderaan roda dua memang tak terelakkan, karena stok yang sedikit tapi calon konsumen yang luar biasa banyaknya.
Di Pessel premium mulai langka. Seperti di SPBU Sago, Kecamatan IV Jurai, sudah habis sejak pukul 11.30 WIB. Sedangkan, solar tersedia, tetapi stoknya makin menipis. Warga kesulitan mendapat premium baik di SPBU maupun kios pengecer.
Seorang karyawan SPBU Sago menyebutkan, terakhir pasokan premium hanya satu tengki pada Selasa malam. Sampai Rabu pukul 11.30 WIB telah habis.
Anisa, 25, seorang warga mengaku, sejak Rabu siang stok BBM jenis premiun sulit dijumpai baik di SPBU, apalagi di kios pengecer. Di Payakumbuh stok habis di beberapa SPBU. Kelangkaan terjadi sejak pagi.
Dari pantauan Singgalang pada sejumlah SPBU antrean yang mengular. Seperti di SPBU yang terdapat di Parit Rantang, sejak siang sampai menjelang maghrib kendaraan roda dua sudah sampai ke jalan utama. Sedangkan untuk kendaraan roda empat tidak terlalu banyak. SPBU di Koto nan Ompek, sudah sejak siang tutup.
Di Batusangkar, pasokan premium sempat terhenti. dari pagi, SPBU Cubadak sudah memasang pengumuman BBM belum tiba. Kendati demikian, kelangkaan BBM belum mempengaruhi ritme masyarakat dalam beraktifitas. Untuk kendaraan roda dua, mereka masih mudah mendapatkan premium, karena ada ratusan pertamini menjual secara ketengan.
Di SPBU Parak Juar, hingga sore masih tersedia stok premium dan solar. Dikhawatirkan, bila pasokan BBM tidak masuk, maka premium dan solar akan putus di Tanah Datar. Lima SPBU, yakni Bintungan (X Koto), Cubadak, Parak Juar, Simpang Kiambang dan Pangian dicemaskan akan kehabisan stok.
Di Padang Panjang, amai-amai sejak pagi kecewa. Biasanya mereka datang ke agen-agen untuk membeli minyak tanah dengan harga sesuai HET. Biasanya, tanki minyak tanah membongkar BBM di agen-agen pada malam hari. Itulah sebabnya, konsumen datang pagi. Sayangnya, pagi kemarin, mereka tidak dapat membeli apa-apa. Minyak tanah tidak datang.
Kelangkaan BBM dalam beberapa hari ini, khususnya SPBU yang ada, mengakibatkan sejumlah masyarakat resah di Lubuk Basuang.
Seperti hal yang dirasakan, Datuk kepada Singgalang, dia harus mencari bahan bakar premium ke pedagang pengecer, karena ketersediaan BBM di SPBU yang ada di daerahnya sedang habis. Namun masih tersedia di beberapa pedagang pengecer dengan harga yang terjangkau.
“Saya terpaksa membeli BBM dengan jumlah sedikit di pedagang pengecer, karena di kedai tersebut terbatas minyak yang dijual,” katanya.
Walau hanya membeli dengan jumlah liter yang terbatas, setidaknya turut mendukung kelancaran perjalanan yang dilakukan.
Terkait dengan hal itu, Bupati Indra Catri berharap kelangkaan yang terjadi cepat berlalu.
Pada SPBU milik Pemkab Sijunjung yang terletak di Simpang Pangeran Muaro Sijunjung, memang terjadi kelangkaan BBM. “Maaf bensin habis.”
Sedangkan pada SPBU yang terletak di Lubuak Batu, tepatnya di pinggir Jalan Lintas Sumatra, sepanjang Rabu itu pengisian BBM tetap berjalan seperti biasa.
Di Solok kelangkaan BBM jenis solor dan premium menjalar ke Kabupaten Solok. Sejumlah SPBU di jalur umata Solok-Padang tiba-tiba kosong. Seperti SPBU Koto Baru, kecamatan Kubung, aktivitas pengisian minyak kendaraan terhenti sejak pukul 4 sore.
Para calon konsumen yang saban hari mengisi bahan bakar di SPBU Koto Baru terpaksa balik kanan ketila menjumpai papan informasi bertuliskan BBM Sedang Dalam Perjalanan.
Dari pantauan Singgalang, sampai pukul 20.00 WIB, suasana SPBU Koto Baru, bahkan SPBU di Kota Solok praktis lengang dan menghentikan kegiatan.
Tanpa mengumbar pendapat, kebanyakan para konsumen BBM di kawasan Solok terpaksa menelan kekecewaan ketika pihaknya tidak bisa melakukan pengisian bahan bakar. Apapun alasan kekosongan SPBU tersebut, masyarakat sebagai konsumen minyak bensin dan solar kembali dengan harapan tidak terjadi kelangkaan yang panjang.
Kelangkaan BBM Sawahlunto terjadi di beberapa SPBU seperti di Talawi dan Muaro Kalaban.
Di Dharmasraya BBM aman dan terkendali. Pasokan tidak ada persoalan. Meski begitu, antrean kendaraan di sejumlah SPBU masih terjadi. Namun, berlangsung tertib dan lancar.
Pantauan Singgalang pada beberapa SPBU suasana berjalan normal. Tidak ada keluhan, apalagi sampai melakukan aksi dalam memperoleh bahan bakar. Pasokan berlangsung sesuai kebutuhan. Di Dharmasraya ada 6 SPBU yang siap melayani masyarakat.
“Sampai kemarin alhamdulillah pasokan masih aman,” tutur salah seorang pemilik SPBU, H. Erman
Sementara itu, Soker petugas salah satu SPBU berlokasi di Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, mengaku pasokan normal. Karena itu, sebutnya, tidak ada masalah.
Sistem baru
Sekretaris Hiswana Migas Sumbar, Fefri menyebutkan, penerapan sistem baru distribusi dengan loading order (LO) non fisik sangat menguntungkan pengusaha SPBU. Sistem inilah yang menghapus keberadaan syahbandar yang di kalangan SPBU lebih dikenal sebagai sopir liar.
“Syahbandar ini biasanya mengisi BBM di depot. Sopir truk asli harus membayar ke mereka bervariasi antara Rp10 ribu sampai Rp20 ribu untuk tangki minyak tanah dan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu untuk tangki SPBU,” jelasnya yang dihubungi via telepon kemarin.
Biasanya menurutnya para sopir hanya membawa tangkinya sampai gerbang depot. Selanjutnya syahbandar yang membawa tangki ke tempat pengisian BBM. “Nah, keberadaan mereka ini sulit dipantau Pertamina, karena mereka tidak bisa digeledah. Makanya, dengan adanya sistem ini sangat membantu para pengusaha, karena pengisian juga menjadi lebih cepat. Bila biasanya setengah jam, sekarang bisa seperempat jam saja,” sebutnya mengibaratkan.
Namun dia enggan mengomentari lebih jauh terkait demo syahbandar tersebut. Apalagi saat dipertanyaan tentang dugaan adanya permainan di depot. “Kalau itu saya tidak tahu,” katanya.
Imbau
Sekretaris Daerah Sumbar, Ali Asmar meminta pihak Pertamina kembali menghadap gubernur, guna membicarakan permasalahan syahbandar yang mengamuk.
“Kami harapkan pihak Pertamina bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat, sebab ini akan berdampak pada kepentingan orang banyak,” kata Sekdaprov Sumbar, Ali Asmar.
Sebelumnya pihak pertamina juga menghadap gubernur, yang membicarakan persoalan warga sekitar Pertamina yang juga mengamuk akibat ditertibkan oleh petugas keamana Pertamina. Persoalan demi persoalan itu mesti dihadapi dengan kepala jernih, agar hasilnya tidak merugikan berbagai pihak. Baik bagi Pertamina maupun masyarakat atau ratusan syahbandar yang bekerja di Pertamina.
“Kami harapkan Pertamina kembali menghadap Bapak Gubernur, untuk menyelesaikan persolan syahbandar ini,” ujar Sekda.


Artikel Terkait Tentang :

No comments:

Post a Comment