Sunday 5 August 2012

Bangun Usaha dengan Modal Lobi


Masih muda, dia sudah bisa menikmati hidup yang lebih baik. Bisa naik mobil mewah, bepergian ke luar kota dan luar negeri. Dia juga bisa naik turun pesawat dan keluar masuk hotel. Semuanya itu bisa diraih Bradity Moulevey karena membangun usaha sejak usia muda.

Sekarang dia me­mi­liki beberapa pe­rusahaan dan usaha di bidang jasa. Hal itu membuatnya dikenal sebagai sa­lah seorang pengusaha mu­da di Kota Padang. Berawal da­ri kam­pus, yaitu Uni­­v­er­sitas An­dalas, dia me­mulai usa­­­hanya. Se­­­­karang, pri­a ber­­­na­ma le­ng­kap Braditi Mou­­levey ini su­d­ah mulai menuai ha­silnya.

“Dengan menjadi pe­ngu­sa­ha maka saya bisa lebih leluasa mengatur waktu untuk me­lakukan pekerjaan  & ak­tivitas se­hari-sehari. Seluruh ke­mam­puan yang saya miliki bisa di­pergunakan untuk mem­pe­roleh keuntungan dan man­faat secara maksimal. Lalu, saya bisa juga membuka lapangan pekerjaaan,” kata pria yang akrab dipanggil Levi ini ketika ditanya alasannya memilih menjadi pengusaha.

Dia sudah memulai usaha ketika masih berpakaian putih abu-abu (SMA, red). Ketika itu, dia berbisnis dengan jualan beli baju kaos & celana jeans ke sekolah.


Untuk menja­lan­kan bisnis yang awalnya kecil-kecilan itu, dia tidak me­ngan­dal­kan modal yang be­sar, mel­ainkan hanya semangat untuk bisa men­dapatkan tambahan belanja dan meringankan be­ban orang tua.  “Saya memperoleh ba­ra­ng-barang tersebut dari saudara saya, setelah itu setiap hari saya ba­wa beberapa sampel ke se­ko­lah. Saya masukkan ke dalam tas, ketika jam istirahat, saya tawarkan pada kawan-kawan.  Alhamdulillah lumayan laku terjual,” ujar anak pertama dari tiga bersaudara itu.

Tidak hanya sampai disitu, di masa remaja siswa SMA lainnya menghabiskan waktu dengan ngabuburit, pria berkulit putih ini justru menunggu waktu berbuka dengan cara menjual pabukoan di jalan Patimura bersama teman-temannya.

Apa yang dimulainya ketika SMA, membuat insting bis­nisnya semakin terasah. Di masa kuliah Levi mulai belajar me­ne­kuni usaha di bidang event organizer dan pengadaan ba­rang dan  jasa serta proyek-proyek pemerintah. “Itulah awalnya saya merasakan nikmatnya me­lakukan kegiatan yang juga merupakan hobby terus bisa menghasilkan,” jelasnya.

Banyak yang mengira Levi mewarisi naluri bisnis dari orangtuanya. Namun, siapa sangka semuanya justru dia dapatkan dari senior dan teman-teman yang mempunyai hobi sama, yaitu berwirausaha. Ber­bekal jaringan yang di­ba­ngun­nya itu, dia mem­be­ranikan diri mendirikan peru­sahaan be­gitu menyelesaikan pendi­dikannya di Unand.

Perusahaan yang di­diri­kan­nya itu awalnya bergerak dibidang pengadaan barang & jasa ter­masuk event organizer. Pada awal mendirikan peru­sa­haan ini dia mengaku belum memiliki modal financial yang banyak.

“Waktu itu prinsip saya mem­­­beranikan diri saja untuk meminta pekerjaan kepada instansi atau perusahaan yang menjadi patner saya. Modal paling utama adalah melobi. Istilah kerennya sekarang yaitu bisnis lobi,” terangnya.

Kemudian setelah men­da­patkan pekerjaan, me­nurutnya modal selanjutnya adalah ke­per­cayaan. Dia membangun ke­per­cayaan dengan seluruh orang yang menjadi mitra tersebut.

Di dalam dunia usaha tentu saja banyak kendala dialami oleh pria kelahiran 7 Januari ini. Tetapi kendala itu dijadikannya motivasi atau proses belajar untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Misalnya, keru­gian secara materil karena ter­lambatnya menyelesaikan pe­ker­jaan yang tidak sesuai dengan kontrak dikarenakan factor teknis yang diluar perhitungan kita, sehingga menyebabkan harus membayar denda yang lumayan banyak jumlahnya.

Menurut lulusan jurusan Ekonomi Unand ini, Pertama kali yang memotivasinya mener­juni dunia usaha adalah orang tuanya. Memang, orang tua Levi hanya pegawai di salah satu perusahaan swasta akan tetapi merekalah yang memotivasi Levi untuk berwiraswasta.

“Semangat itulah yang saya miliki yang menjadi modal saya dalam memulai usaha, setelah itu saya belajar secara otodidak de­ngan teman-teman yang telah le­bih dulu memulai usaha dan juga lingkungan di sekitar saya. Saya tidak pernah malu untuk ber­ta­nya ataupun gengsi dengan ling­kungan disekitar saya,” tegasnya.

Perjuangan Levi saat ini mulai memperlihatkan hasinya. Saat ini dia mengelola beberapa perusahaan. Selain bergerak di bidang pengadaan barang & jasa ada juga Event Organizer yang terus berkembang. Saat ini dia mulai melirik sektor riil. Dia memperkirakan dalam waktu 5 tahun yang akan datang usaha yang bergerak di bidang jasa sangat menjanjikan.

Untuk itu, putra dari pasang­an Didi Tilkambas dan Bonita Rachmawati ini sekarang mem­buka usaha laundry kiloan & isi ulang tinta printer yang dibangun­nya bersama rekan-rekannya di Himpunan Pe­ngu­saha Muda Indonesia (Hipmi) Padang.

Selain itu, saat ini saya ber­sa­ma mitra kerja juga sedang mempersiapkan perusahaan untuk terjun di bidang out­sourching security dan agency perumahanSaya lihat usaha di bidang itu belum berkembang dengan baik di sini (Padang, red),” jelas pria yang masih membujang ini.

Pada generasi muda yang masih berstatus sekolah atau kuliah, Levi berpesan untuk tidak pernah gengsi atau malu untuk memulai suatu usaha. “Walaupun usaha yang akan kita lakukan itu tidak popular di masyarakat tetapi jika meng­hasilkan dan halal kenapa harus gengsi dan malu,” te­gas­nya.

“Mulailah dari sekarang untuk mencoba membangun usaha jangan menunggu setel­ah selesai sekolah atau kuliah atau mengumpulkan uang dulu baru berbisnis. Mindset ini yang harus kita rubah ber­sama-sama jangan lagi ragu-ragu untuk memulai usaha. Dan jika butuh bimbingan dalam me­mulai usaha, bela­jarlah dengan orang terdekat atau ahli di bidangnya,” tambah pria yang saat ini menjabat Ketua BPC Hipmi Padang ini.


Artikel Terkait Tentang :

No comments:

Post a Comment