Saturday 28 May 2011

Temui FIFA, Agum Bawa Pesan SBY


Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar berniat menemui Presiden FIFA, Sepp Blatter di Zurich, Swiss. Agum berangkat dengan membawa pesan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Agum rencananya akan bertolak ke Swiss, malam ini, Sabtu, 29 Mei 2011, pukul 24.00 WIB. Kunjungan Agum ke markas FIFA bertujuan untuk melobi FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi terkait gagalnya Kongres PSSI, Jumat lalu.

Sebelum bertolak ke Swiss, Agum menggelar jumpa pers di kantor PSSI, Senayan, Sabtu, 28 Mei 2011. Kepada wartawan, Agum mengaku akan menyampaikan berbagai data dan aspirasi masyarakat kepada FIFA.

"Saya berani mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia berharap agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi. Kami akan memberikan surat berisi saran, rekomendasi, dari berbagai pihak," kata Agum.

"Mulai dari Aremania, Jackmania, Papua, Kaltim, Medan, juga Komisi X (DPR RI)," lanjut mantan ketua KONI dan PSSI itu.

Agum juga akan membawa pesan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan lewat Menpora, Andi Mallarangeng. Menurut Agum, SBY juga berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi bagi Indonesia.

"Kita harus mengikuti apa yang telah diminta FIFA," ujar Agum menirukan pesan SBY kepada Menpora.

Keberangkatan Agum ke Swiss akhirnya hanya ditemani oleh anggota Komite Normalisasi, Joko Driyono. Pasalnya, wakil Menpora dan Komisi X yang sebelumnya berniat ikut terkendala visa.

Agum mengaku belum mendapatkan jadwal bertemu dengan Blatter. Namun pihaknya mendapat kepastian bertemu dengan Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA Thierry Regenass.

Keberangkatan Agum ke Swiss tak lepas dari gagalnya Kongres PSSI yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat, 20 Mei lalu. Kongres yang dihadiri wakil FIFA dan AFC ini berakhir dengan deadlock.

Akibat kejadian ini, Indonesia kini dibayang-bayangi sanksi FIFA. Apalagi, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) baru-baru ini telah merekomendasikan agar Indonesia mendapat sanksi dari FIFA.

"Mungkin rekomendasi itu berdasarkan apa yang mereka lihat saat Kongres. Namun kami juga akan punya argumen kenapa Indonesia tidak harus mendapat sanksi dari FIFA," kata Agum.

"Kami sudah menjalankan seluruh instruksi dari FIFA. Tidak ada orang-orang yang dilarang FIFA hadir pada Kongres tersebut. Mengenai deadlock pada Kongres, saya berani mengatakan 99 masyarakat Indonesia tidak menginginkannya."


Artikel Terkait Tentang :

No comments:

Post a Comment