Selepas upacara sakral Menjemput Jasad Ibrahim Datuk Tan Malaka Rajo Adat Kelarasan Bungo Satangkai Suliki. Minangkabaunews menyempatkan diri menemui Wali Nagari Pandam Gadang Khairul Apit pada Sabtu (14/01/2017).
Wali Nagari Pandam Gadang menyatakan bahwa 99,99% masyarakat dan tokoh niniak mamak Bungo Satangkai hadir pada gelaran hari itu, sebagai wujud keinginan dan kerinduan mereka akan Rajo Adat Bungo Satangkai yang yang juga Bapak Republik ini, termasuk balahan Ibrahim Dt. Tan Malaka di "Kamang" juga hadir diwakili datauak Malano.
"Putiah Kapeh lah bisa diliek, Putiah hati baka"ada"an", Wakil Bupati, Pem-nag bersama Keselarasan Bungo Setangkai dan lembaga peduli perjuangan Tan Malaka, sudah menyiapkan panitia penjemputan." ucap Khairul Apit Wali Nagari Pandam Gadang.
Ia menyebutkan, belakangan ini, masyarakat tiga nagari yang menjadi basis Keselarasan Bungo Setangkai, yakni nagari Pandam Gadang, Suliki dan Kurai mulai antusias berkunjung dan bergotong royong memperbaiki komplek museum dan perpustakaan Tan Malaka yang berada di daerahnya.
Ia menyebutkan, belakangan ini, masyarakat tiga nagari yang menjadi basis Keselarasan Bungo Setangkai, yakni nagari Pandam Gadang, Suliki dan Kurai mulai antusias berkunjung dan bergotong royong memperbaiki komplek museum dan perpustakaan Tan Malaka yang berada di daerahnya.
Namun Wali Nagari Pandam gadang ini sangat menyayangkan sikap Bupati Lima Puluh Kota Irfendi Arbi yang seolah-olah tidak mendukung kegiatan prosesi Tan Malaka ini. Sehubungan dengan kekecewaannya terhadap sikap Bupati ini Ia pun menceritakan kejadiannya kepada Minangkabaunews.com
Diceritakannya bahwa atas nama masyarakat dan pihak nagari telah beberapa hari yang lalu meminjam Alat berat kepada Pemerintah Kabupaten, secara resmi melalui Dinas Perikanan, untuk persiapan kegiatan tanggal 14/01.
Katanya Sesuai kesepakatan izin meminjam kepada kami disepakati sampai tanggal 15 Januari 2017, namun pada Jumat 13/01 Khairul mendapat telepon dari Kadis perikanan Refilza yang menyatakan bahwa Bupati menyuruh pihak nagari segera mengembalikan Alat berat tersebut malam itu juga, Refilza pun menyuruh Khairul untuk menelpon Bupati atau ajudannya guna menanyakan tentang alasan bupati mendadak menarik alat berat tersebut.
"Setelah ambo hubungi Bupati dan ajudannya, namun telpon Ambo tidak diangkat, dan terpaksa pada pagi harinya kami memutuskan untuk mengembalikan saja alat berat tersebut ke pihak Pemkab, padahal masih ada pekerjaan yang terbengkalai yang belum dilakukan," sampai Khairul.
Khairul Juga mengatakan sikap Bupati kedua yang disayangkan oleh Masyarakat Nagari Bungo Setangkai yang seolah kurang mensupport kegiatan upaya pemindahan Jasad Tan Malaka ini, yaitu saat masyarakat meminjam Mobil Dinas Sekwan Kabupaten melalui Bagian Umum Amrialis dan telah di izinkan tanggal 14/01 pagi untuk menjemput Tamu yaitu Wakil Bupati Kediri guna menghadiri prosesi sakral penjemputan Jasad Tan Malaka.
"Saat Mobil Dinas Sekwan telah berangkat menuju Padang Untuk menjemput tamu, namun kira-kira setiba di Kandang Ampek sopir mendapat perintah bahwa mobil harus kembali lagi ke 50 Kota, dengan alasan bagian umum "atas perintah Bupati", hal ini tentu membuat Panitia kelabakan, karena tidak ada mobil yang menjemput wakil Bupati Kediri, maka Wakil Bupati Kediri tidak bisa hadir pada acara hari itu," sampai Khairul Apit kecewa.
Mengenai hal ini Wali Nagari Pandam gadang akan segera mengklarifikasikan hal ini kepada Irfendi Arbi tentang apa sebab yang sesungguhnya, hingga tindakan orang no 1 Lima Puluh Kota ini membuat masyarakat Bungo Satangkai dan panitia khususnya merasa kecewa.
sumber : http://m.minangkabaunews.com/artikel-11305-wali-nagari-pandam-gadang-kecewa-dengan-sikap-bupati-lima-puluh-kota.html
No comments:
Post a Comment